Senin, 25 Oktober 2010

Standar keamanan mall di Jakarta

Tingginya korban dan seringnya bangunan komersial menjadi sasaran peledakan oleh teroris salah satunya disebabkan oleh karena lemahnya standar keamanan, seperti pemeriksaan keamanan terhadap orang-orang yang keluar masuk bangunan komersial serta terlalu dekat dan terbukanya entrance atau jalan masuk bangunan komersial tersebut dari jalan raya atau akses publik.

Hotel Ritz Carlton dan JW Marriot merupakan dua hotel berbintang lima yang memiliki standar keamanan tinggi. Bagi perusahaan penyedia jasa pengamanan, kedua hotel itu sering dijadikan panutan. Namun, teroris tetap lolos dari pantauan para petugas keamanan keduanya. Oleh sebab itu standar pengamanan di sejumlah pusat keramaian seperti mall pun diperketat.

Beberapa mall di Jakarta seperti Plaza Semanggi dan Pejaten Village misalkan, setiap pintu masuk mall tersebut dijaga oleh empat hingga lima orang satuan pengamanan berseragam. Mereka juga dilengkapi palang metal detector dan metal detector tangan. Tas milik setiap orang yang akan masuk dibuka dan dilihat isinya.

Menurut Febresy Syam,Kepala Humas Pejaten Village,pengusaha mall minta pengelola mall untuk meningkatkan pengamanan di lokasi usaha mereka pasca insiden peledakan bom diHotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta.” Jika selama ini terkesan kendor, maka sekarang pengamanan harus ditingkatkan. Satpam harus melihat dengan jeli sampai ke dalam tas dan bagasi mobil untuk mencegah masuknya bahan peledak”,ujarnya pula.

Bahkan menurut Devi Hapsari,Public Relation dari Plaza Semanggi, standar keamanan gedung khususnya soal tenaga serta teknologi untuk keamanan memang kurang, tapi setelah peristiwa peledakan bom di Jakarta baru-baru ini membuat pihak mall harus benar-benar memperhatikan faktor keamanan.”Petugas keamanan bisa diperbanyak misalnya yang biasanya lima orang bisa jadi 10 orang untuk menjaga pintu masuk. Se­tiap mobil maupun motor masuk,kita periksa dengan alat metal detector” ujarnya.”Mau atau tidak mau, terpaksa kita lakukan untuk mencegah terjadi insiden ledakan bom terulang lagi.Selain penambahan personel petugas keamanan dan ting­kat ketelitian pemeriksaan terhadap kendaraan dan pengunjung. Kami juga meningkatkan frekuensi peringatan berhati-hati dengan pengeras suara”. Tambahnya pula.

Adanya peningkatan keamanan terhadap mal-mal di Jakarta yang sangat signifikan sangat dirasakan oleh masyarakat.Pada umumnya pemeriksaan mendetil seperti pembongkaran tas sampai bagian dalam terasa cukup mengganggu,seperti yang dialami Dessy (24) salah satu pengunjung Plaza Semanggi mengaku cukup risih dengan pemeriksaan itu,”sekarang masuk mall repot kayak masuk bandara,harus lewat palang metal detector segala” ungkapnya.

Tapi menurut Agus Rahmanto (28) satpam Pejaten Village mengkui bahwa tidak ada keluhan apapun dari para pengunjung mall terhadap pemeriksaan yang dilakukan oleh para satpam.”Mungkin pengunjung udah maklum ya,kan demi keamanan bersama”,tambahnya pula.

Febby Syams juga menambahkan,”kita belajarlah dari penga­laman-pengalaman yang sudah ada. Itu kan bencana,dima­na pun bisa terjadi. Tapi kita optimis terhadap pengamanan, bahkan kini kami sudah membentuk tim petugas keamanan tambahan untuk berjaga-jaga pada malam hari. Kami tidak boleh lengah agar teror bom tidak terulang lagi di Jakarta”.

Para pengelola mall juga diminta bekerja sama dengan polisi untuk meningkatkan standar keamanan. Penambahan personel petugas keamanan hingga tingkat ketelitian peme­riksaan di pintu-pintu masuk dilakukan oleh masing-masing manajemen sejumlah mall di Jakarta bertujanuntuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan para pengunjung.(vto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar